Askardi Mansur, Jawara Asli Banten yang Demen Banget Ikut Turnamen


Askardi Mansur alias Kardi, Jawara Asli Banten

Namanya Kardi, nama panjangnya Askardi Mansur. Sekarang dia dikenal sebagai seorang ahli silat asal Banten sekaligus anggota JaTI di bawah organisasi pemerintah Singa Dwirya. Ada cerita seru sebelum Kardi disahkan menjadi jawara. Dia sempat terseret oleh penipuan salah satu turnamen.

Kardi, pemuda 20 tahun yang sehari-hari jadi security salah satu perumahan. Ibunya jualan di pasar, bapaknya jualan batagor di alun-alun Pandeglang. Berkat Om Sinyo, teman bapaknya yang jago silat dan buka perguruan, Kardi belajar pencak silat dengan biaya seikhlasnya.

Kardi awalnya cuma latihan biasa-biasa saja  sama rekan-rekan di perguruan kecil di Kabupaten Pandeglang, Banten. Singkat cerita, Kardi iseng mendaftar sebuah turnamen yang dia lihat di internet. Gabunglah dia jadi pesertanya. Orangtuanya dukung, teman-teman perguruan juga.

Tapi sayangnya, panitia bilang tidak boleh ada keluarga atau teman yang nonton. Kardi disuruh mundur aja, tapi tekad dia kuat banget sampe pasrah semua. Berantem deh dia seharian di hari Sabtu. Masuk 40 besar. Orangtua Kardi girang anak mereka pulang bawa kabar baik.

Besoknya, Minggu, Kardi lanjut dan lolos ke semi final. Di babak itu, Kardi ngelawan seorang guru dari perguruan yang cukup ternama, Padepokan Jagat Langit. Di situ Kardi sempat tumbang, tapi akhirnya menang. Masuklah dia babak final ngelawan senior perguruan Kerang Putih, langsung menang.

Setelah mendadak jadi juara, Kardi pulang bawa piala dan uang sebesar Rp10 juta. Girangnya bukan main itu orangtua dan kerabat Kardi di perguruan.


Masalah Baru Setelah Jadi Juara

Seminggu kemudian, Kardi kaget karena perguruan tutup. Tak tahunya, Kardi enggak dikasih tahu panitia kalau dia menang, perguruannya harus tutup atas permintaan pengurus Jaga Langit. Soalnya, Om Sinyo rupanya bersahabat sama Baskoro, peserta yang dikalahin Kardi.

Bukan cuma itu. Pas lagi jalan di pinggir kota, Kardi tiba-tiba diserang beberapa orang. Reflekslah dia hantam orang-orang itu. Enggak tahunya, muncul lagi banyak orang padahal Kardi udah di dekat pasar. Ternyata setelah menang turnamen, Kardi malah jadi sasaran beberapa orang jawara tanggung yang menantang ilmu bela dirinya. 

Salah satu orang keceplosan kalau Baskoro yang ngomporin mereka. Kardi kaget, berantem deh itu bapak-bapak, om-om umur 30-40an ngeroyok bocah 20 tahun. Ternyata Kardi enggak sembarangan diajarin silat sama Om Sinyo. Gerakan "Paruh Burung Gagak" sukses langsung numbangin dua orang sampai akhirnya enam orang tepar semua.


Pelaku  yang Tak Disangka-sangka

Kardi nyari Om Sinyo enggak ketemu-ketemu. Teman-temannya juga pada nyariin. Akhirnya, bapaknya Kardi nelepon dan baru ngaku kalau dia diancam Baskoro buat bantu nutup perguruan. Soalnya, Sinyo dan Baskoro punya masalah terkait bisnis di masa lalunya. Bapaknya Kardi diancam bakal dilarang jualan, begitu juga ibunya kalau sampai bantu Sinyo.

Kardi panas dan emosi dengar penjelasan bapaknya, sampai seorang teman dari perguruannya mengaku tahu posisi Om Sinyo dan Baskoro. Kardi pun diarahkan ke sebuah gedung kosong yang dijaga tapi Kardi sukses menyelinap. Tanpa diduga-duga, Om Sinyo dipaksa menandatangani untuk menjual tanah perguruan supaya jadi lahan buat usaha.

Ternyata di belakang Baskoro ada salah seorang panitia turnamen. Mereka tampaknya kesal gegara Baskoro dikalahin Kardi. Sampe akhirnya terdengarlah percakapan bahwa Baskoro harusnya bisa menaikkan profit dengan foto di panggung pemenang. Tapi ternyata kalah dari Kardi.

Tadinya Kardi pengen dicegat, tapi rupanya anggota panitia lain sifatnya jujur dan memiliki pengaruh kuat. Cuman si Ashan yang sekongkol sama si Baskoro ini, janji dapat komisi. Sungguh jiwa bisnis mereka ecek-ecek banget, ya.


Mencegah Pembunuhan

Kardi tiba-tiba bereaksi ketika Sinyo ditodong pistol oleh Ashan supaya mau menandatangani. Baskoro sempat kaget dan mencegah hal itu terjadi. Tapi Ashan dengan pedenya bilang kalau misalnya Baskoro dan Sinyo mati, dia sudah punya tim legal untuk mengurus tanah perguruan meskipun prosesnya lama.

Baskoro naik pitam, Ashan udah mau tarik pelatuk, Kardi secepat kilat berlari, pukul tangan  Ashan ke atas. Tembakan kena bagian atas gedung. Ashan kaget. Pistol jatuh. Baskoro kaget lihat Kardi. Ashan panggil lima pengawalnya.


Kardi dan Baskoro Bahu-membahu

Kardi dan Baskoro pun bahu membahu berantem ngelawan penjaganya Ashan. Sementara Ashan dijaga satu pengawal. Setelah roboh semua, tali yang melilit tangan kiri dan kain yang menutup mulut Om Sinyo dibuka oleh Kardi.

Mendadak Kardi dan Baskoro satu frekuensi. Mereka mengejar Ashan. Tapi Ashan sudah terdiam mengangkat tangan. Rupanya di depan mereka banyak orang-orang berjubah, salah satunya si Amin yang ngasih tahu posisi Om Sinyo ke Kardi.

Ternyata Amin adalah anggota Singa Dwirya. Ashan ditangkap, Baskoro diamankan untuk diperiksa. Kardi dan Om Sinyo mendapat perawatan medis dari Singa Dwirya. Kardi enggak nyangka Amin adalah orang pemerintah.


Kardi jadi Anggota JaTI

Kata Amin, Kardi sangat kuat bahkan melebihi Baskoro. Amin pun meminta Kardi jadi jawara generasi baru tim JaTI (Jawara Tanah Indonesia) tanpa memaksa. Kardi menyanggupi. Passionnya memang di silat.

Biarpun sudah jadi jawara, Kardi tetap rajin ikut turnamen. Beberapa kali Kardi bertarung, dia selalu menang, sampai disindir untuk tak ikut saja oleh peserta dan pendekar lain. 

Tak lama setelah itu, Kardi mendapat panggilan untuk beberapa misi hingga akhirnya ia berkesempatan bertemu jawara lainnya dalam sebuah misi di Jakarta.

Komentar