Asal-Usul Netti Laili Octavia, Jawara Tanah Indonesia Provinsi Sumatra Barat
---
BAB I: BENANG TAKDIR DI TANAH MINANG
Netti Laili Octavia lahir dan tumbuh di keluarga Minang yang kental dengan budaya patriarki dan religius. Dara muslimah berhijab yang masih 20 tahun ini merupakan anak bungsu dan satu-satunya perempuan dari 4 bersaudara.
Ayah Netti, Imam, adalah seorang pengusaha tekstil sukses yang dekat dengan para pejabat di Kota Padang. Imam memiliki pemahaman agama Islam yang sangat kental.
Oleh karena itu, ibu Netti, Rizki, hanya menjadi ibu rumah tangga sembari membuka usaha menjahit pakaian milik keluarga. Netti tak dikuliahkan ayahnya setelah lulus sekolah karena diarahkan untuk dijodohkan dengan pria pilihan keluarga.
Sementara kakak-kakak Netti, yakni si sulung Saleh, anak kedua Rochim, dan anak ketiga Alif, memiliki nasib ya9ng berbeda-beda. Saleh bekerja sebagai PNS atau Pegawai Negeri Sipil Kota Padang dan sudah menikah dengan seorang istri bernama Umi yang juga menjadi ibu rumah tangga.
Di sisi lain, Rochim dan Alif merantau ke luar kota untuk bekerja sambil sesekali pulang menjenguk kondisi orang tua dan saudara-saudaranya. Rochim bekerja di Batam sebagai manajer perusahaan tekstil yang dibangun ayahnya dua tahun lalu, Imari Tekstil Nusantara, dan Alif yang baru lulus kuliah bekerja di salah satu perusahaan penerbangan di Medan.
Netti sebenarnya sangat ingin mengenyam pendidikan lebih tinggi setelah lulus SMA, namun selalu dilarang oleh ayah dan ibunya yang sangat kuat pemahaman patriarkinya.
Selama itu, Netti hanya berkegiatan membantu ibunya menjahitkan pesanan sandang warga sekitar Kota Padang atau orang-orang dari berbagai kota dan kabupaten di Sumatra Barat sebagai bagian dari usaha kecil keluarga yang disokong oleh sang ayah.
Di tengah-tengah kegiatan itu, Netti beberapa kali diperkenalkan dengan pemuda pilihan orang tuanya, namun tak ada yang cocok dengannya.
Alhasil, Netti pun melampiaskan ketidakpuasannya di dalam hati terhadap pilihan hidup yang dipaksakan orang tuanya dengan berlatih bela diri. Untuk hal ini, keluarga tak melarangnya karena mereka yakin wanita pun harus bisa menjaga diri.
---
BAB II: SILEK BAROKAH DAN RAHASIA TERSEMBUNYI
Beruntung Netti memiliki seorang tante bernama Ruri, adik ibunya yang memiliki suami ahli bela diri Silek bernama Jafar. Oleh karena itu, tiap sore hari selama 2 jam, Netti kerap datang ke Perguruan Silek Barokah milik Jafar.
Satu hal yang tak diketahui orangtua Netti, ia rupanya sangat serius mengasah ilmu bela diri silatnya secara mendalam hingga meminta Jafar dan Ruri untuk merahasiakan keseriusan ini dari orang tuanya. Pasalnya, Netti berhasil menguasai gerakan Silek Harimau dengan indah namun berpotensi mematikan.
Bahkan selama berlatih di perguruan Jafar, Netti pernah mendapatkan benda peninggalan mendiang sepupunya yang bernama Haryo. Empat tahun lalu, Haryo yang merupakan anggota TNI sekaligus anak satu-satunya Jafar dan Ruri, tewas saat bertugas di salah satu perbatasan.
"Netti," kata Jafar suatu sore sambil mengeluarkan sebuah kotak kayu tua, "ini peninggalan Haryo. Sarung tangan tempur yang selalu ia pakai saat berlatih."
Di dalam kotak itu terdapat sepasang sarung tangan kulit dengan lima besi tajam pendek menyerupai cakar harimau di ujung-ujung jarinya.
"Haryo selalu bilang, silek bukan cuma soal kekuatan," lanjut Jafar sambil memandang foto putranya yang terpajang di dinding. "Tapi soal melindungi yang tak bisa melindungi diri sendiri."
---
BAB III: BENANG MERAH TAKDIR
Satu hal yang juga tak diketahui Netti, orangtuanya mengizinkan anaknya belajar di perguruan Jafar karena di dekat perguruan ada seorang anak pejabat bernama Ilham yang juga mereka incar jadi menantu namun belum ada celah untuk membuat putrinya tertarik.
Ilham yang merupakan pemilik restoran mewah di dekat perguruan dan tinggal di lantai atas tempat usahanya itu, kerap diminta oleh Imam dan Rizki agar bisa meluluhkan hati Netti dan sesegera mungkin tak lama-lama di tempat latihan. Caranya dengan meminta Ilham menawarkan minuman dan makanan cuma-cuma kepada Netti sembari memberikan perhatian lebih.
Ilham pun akhirnya jatuh hati dengan Netti, sementara Netti menangkap sinyal hati Ilham tanpa curiga namun tetap bersikap cuek. Di balik perhatian Ilham, tersimpan rahasia besar yang tak diduga banyak orang termasuk keluarga Netti.
Ayah Ilham yang bernama Dahlan ternyata adalah atasan kakak Netti, Saleh. Di tempat kerjanya, Saleh kerap dipaksa untuk terjun dalam lingkar korupsi di pemerintahan daerahnya.
Saleh sebenarnya tak ingin terlibat dan ingin mundur dari status PNS, yang juga didukung istrinya yang sering menjadi tempat bercerita. Namun beban moral keluarga dan citranya sebagai anak pengusaha, membuatnya terpaksa bertahan tanpa menceritakan hal ini kepada saudara-saudara dan orang tuanya. Terlebih, Umi tengah hamil tujuh bulan.
---
BAB IV: HATI YANG TERBUKA
Ilham sendiri bukan anak yang memanfaatkan jabatan ayahnya atau tak peduli dengan kebobrokan ayahnya. Ia sebenarnya tahu sepak terjang Dahlan dan beberapa kali bersitegang tiap kali bertemu atau berkunjung ke rumah ayahnya itu. Terkadang, Ilham berharap agar ada satu momen yang membuatnya mampu mengubah kondisi ini untuk selamanya.
Suatu hari, setelah pertengkaran dengan ayahnya, Ilham tampak memasang raut wajah lesu dan dingin di depan restorannya. Netti yang lewat sepulang latihan, penasaran dengan sikap Ilham dan menghampirinya lalu menanyakan apa yang terjadi meskipun ia masih terkesan cuek.
Ilham yang terpesona dan terbuai dengan sikap Netti yang disukainya, berbicara jujur mengenai kondisi pemerintah kota mereka yang sudah bobrok dan Ilham berikrar suatu saat ingin mengubah sistem. Ungkapan ini membuat Netti terkejut karena tak menyangka Ilham memiliki tekad seperti itu. Ia setuju dengan pendapat Ilham dan menenangkan hatinya.
Perlahan Netti membuka hatinya kepada Ilham meskipun belum terpikir untuk menjalin hubungan. Ilham pun tercengang dengan sikap Netti yang berubah drastis kepadanya, membuatnya makin sering memberikan menu restoran kepada Netti tiap kali melihatnya latihan. Hal ini sempat membuat Imam dan Rizki semringah melihat kedekatan putri mereka dengan Ilham.
---
## BAB V: BENANG KUSUT MULAI TERURAI
Seiring berjalannya waktu, Netti menyadari bahwa selama ini kakaknya, Saleh, merupakan bawahan Dahlan, ayah Ilham. Pada satu kesempatan, ia pun menghampiri rumah Saleh untuk membahas soal kondisi birokrasi di kotanya. Saleh yang makin tak tahan dengan kebobrokan, akhirnya curhat dengan Netti yang didampingi istrinya, Umi yang tengah hamil tujuh bulan.
Netti memahami posisi Saleh dan menabahkan hati kakaknya sambil berjanji akan mencari cara untuk mengubah keadaan. Saleh yang terkejut karena tak menyangka adiknya punya perhatian khusus mengenai hal ini.
Setelah keluar dari rumah Saleh, Netti yang baru saja menemukan keterkaitan antara cerita Ilham dengan kakaknya, jadi ikut geram dengan kondisi ini. Namun ia masih belum tahu harus berbuat apa.
Hingga pada suatu hari, Netti terkejut melihat perguruan Silek milik Jafar tutup dan disegel. Ia langsung buru-buru ke rumah tantenya, Ruri, untuk mencari tahu apa yang terjadi. Ternyata di sana, mereka menemukan Jafar dan Ruri sedang dalam kondisi pucat dan langsung meminta maaf kepada Netti.
Rupanya, Jafar tiba-tiba dipaksa membayar upeti dalam jumlah besar kepada pemerintah kota. Namun karena murid sangat sedikit termasuk Netti, dan Ruri hanya memiliki usaha kecil-kecilan menjual kue, Jafar tak dapat memenuhinya.
Alhasil, perguruan Jafar ditutup paksa hingga dalam kurun waktu enam bulan tak dapat membayar, maka bangunan milik perguruan akan diambil alih pemkot dengan membayar harga tanahnya saja untuk penggunaan fasilitas lain.
---
BAB VI: KEBENARAN YANG MENCENGKERAM
Netti mengungkapkan keheranannya kepada Jafar perihal ayahnya yang tak membantu om dan tantenya ini. Jafar yang mengetahui cukup banyak perihal kondisi pemerintahan kota ini, mulanya ragu bercerita karena Netti masih terlalu muda.
Namun akhirnya, Jafar menceritakan semuanya, kondisi yang sama persis seperti yang ia dengar dari Ilham dan Saleh. Namun yang sempat membuat Netti panas adalah ketika Jafar menceritakan bahwa ayahnya sedang dalam kondisi tersandera oleh pihak-pihak misterius yang memiliki kaitan dengan pemkot Padang.
Bagai macan yang terbangun dari tidurnya, Netti pun merasakan darah bergejolak di dalam tubuhnya usai mendengar cerita Jafar. Ia kembali menghampiri Saleh yang baru pulang ke rumah usai kerja. Saleh memasang wajah lebih pucat dari biasanya saat melihat Netti yang meminta penjelasan soal kondisi tempat kakaknya bekerja.
Saleh meluapkan semua hal yang mengganggu dan membuatnya tak berdaya. Ia juga tak menyangka kondisinya jadi serumit ini sekarang. Ia secara hati-hati dan pelan-pelan, menceritakan soal kemunculan orang-orang baru yang berperawakan bengis duduk di kantor bersama para pegawai lainnya layaknya PNS resmi.
Setelah Netti menceritakan kondisi Jafar dan Ruri, Saleh berasumsi orang-orang baru di kantornya itulah yang menjadi penyebab perguruan ditutup. Saleh meminta Netti tak bertindak gegabah, sementara Netti yang paham dengan situasi besar ini, juga meminta kakaknya juga tak bersikap sembarangan.
---
BAB VII: BAYANGAN DI BALIK CAHAYA
Di rumah pada malam harinya, Netti melihat ayahnya juga tampak stress, sementara ibunya yang cemas, tak tahu kondisi suaminya. Saat Netti mencoba untuk bertanya, Imam hanya merespons dengan lembut namun tegas bahwa putrinya tak perlu tahu hal apa yang menimpanya.
Imam juga menyuruh Netti agar berfokus saja pada usaha kecil bersama ibunya sambil membuka hati untuk hubungan serius dengan Ilham atau memilih pria lain yang pilihan mereka agar segera menikah.
Mendengar nama Ilham, Netti terpikir untuk menghampirinya esok hari. Keesokannya setelah tugas dari ibunya beres, Netti langsung berkunjung ke restoran Ilham. Namun Ilham tak ada di sana. Setelah bertanya kepada beberapa karyawan, diketahuilah bahwa Ilham sedang berkunjung ke kantor Pemkot Padang tanpa memberitahu alasannya.
Netti yang selama ini selalu bepergian ke mana-mana menggunakan transportasi online pun langsung mendatangi kantor kakaknya itu. Di sana, awalnya ia tak melihat Ilham. Namun terkejut melihat belasan orang-orang berperawakan seperti mafia yang berjaga secara ketat di area depan. Netti tak mau bertindak gegabah. Ia hanya menunggu sambil memutar otak harus bertindak seperti apa.
Sekitar 10 menit berpikir, tiba-tiba saja Ilham dengan wajah emosi sambil berteriak-teriak, muncul dari dalam kantor sambil digandeng dan dirangkul erat seperti tahanan lalu didorong paksa hingga ke luar area kantor Pemkot.
Ilham yang masih emosi dan berusaha masuk lagi sambil ditahan dua penjaga di luar area, seketika terdiam ketika mendengar Netti memanggil namanya. Ilham langsung menoleh dan terpana lalu menghampiri Netti. Seketika hati Ilham langsung teduh.
---
BAB VIII: TERUNGKAPNYA EMPAT NAGA
Netti dengan lembut lalu bertanya apa yang terjadi, namun Ilham langsung memintanya untuk mengikutinya ke dalam mobilnya yang diparkir di luar area kantor. Di perjalanan, Ilham lalu menceritakan kondisi pemkot yang makin memburuk.
Ternyata selama ini ayah Ilham, Dahlan, mengambil langkah keliru dengan menjalin bisnis berdasarkan rekomendasi wali kota dengan salah satu pihak sebagai vendor yang awalnya tak diketahui siapa mereka.
Rupanya, beberapa hari ini, Dahlan menyadari bahwa orang-orang itu adalah salah satu anggota jaringan mafia berbahaya. Lantaran para pejabat dan petinggi pemerintah kota menerapkan sistem korupsi, mereka kerap meminta harga miring dengan laporan keuangan besar.
Perjanjiannya adalah vendor meminta imbalan agar karyawan-karyawan mereka menjadi bagian dari PNS di Pemkot Padang. Dahlan dan wali kota menyetujuinya tanpa curiga agar korupsi bisa berjalan lancar.
Setelah para karyawan vendor menjadi PNS, diketahuilah bahwa mereka adalah anggota jaringan mafia berbahaya. Ilham mengetahui hal ini dari salah satu staf ayahnya yang diam-diam memiliki nomornya dan sering saling kontak.
Ketika Ilham meminta tolong informannya di Pemprov untuk mencari tahu informasi terkait vendor bernama Teknika Insani itu, informan menemukan hal mengejutkan dari staf pemerintah pusat yang dihubungi informannya.
Rupanya Teknika Insani merupakan kedok salah satu organisasi mafia bawah tanah yang selama ini menjadi rahasia umum nasional. Mereka adalah bagian dari Empat Naga. Informan meminta Ilham merahasiakan terlebih dahulu hal ini karena jika bocor, maka skandal Pemkot akan meluas hingga ke ranah nasional dan berpengaruh besar pada nasib ayahnya dan keluarganya hingga beberapa warga kota Padang.
---
BAB IX: CINTA DI TENGAH BADAI
Ilham meluapkan kemarahan terkait ayahnya yang ia anggap terlalu serakah hingga membahayakan kota Padang. Netti terkejut sekaligus panas mendengar penjelasan Ilham. Secara spontan, ia mengungkapkan keinginannya untuk mengubah kondisi yang sudah membusuk dan bobrok ini. Netti juga mencemaskan nasib kakaknya yang masih bekerja sebagai PNS Pemkot.
Namun Ilham yang bersimpati dengan kondisi hati Netti, menenangkannya dan berjanji akan mengubah kondisi ini dengan caranya sendiri. Seketika Ilham larut dalam perasaan dan mengungkapkan keinginan untuk menikahi Netti. Netti membalas dengan senyuman sambil menggenggam tangan Ilham, seolah menandakan persetujuan.
Setiba di rumah Netti, Ilham mengaku bahwa selama perjalanan di mobil, ia sudah menemukan cara untuk mengubah keadaan secara cepat. Netti yang sudah ada di luar mobil, bertanya namun Ilham hanya tersenyum dan langsung tancap gas.
Di rumah, Netti tak bisa tidur karena gelisah dan darahnya masih mendidih. Ayahnya juga masih menutup diri. Ibunya makin cemas. Ia mengirim pesan kepada ketiga kakaknya, menanyakan kabar mereka sebagai obat kegelisahan.
Rupanya Rochim mengaku ada kondisi janggal terkait pengeluaran keuangan perusahaan ayah mereka, bahkan ayah mereka akhir-akhir ini jarang melibatkan diri dalam perusahaan. Alif cemas karena sering menjadi tempat curhat ibu mereka. Saleh mengaku kondisi baik-baik dan sehat saja meskipun ia mengungkapkan kegelisahan.
Namun karena kejadian tadi siang bersama Ilham dan kekhawatiran kedua kakaknya yang sedang di luar kota, Netti tahu kondisi Saleh dan kota Padang sedang tidak baik-baik saja bahkan terancam dalam situasi berbahaya.
---
BAB X: MALAM YANG MENGUBAH TAKDIR
Malam itu juga, seolah menjadi momentum baru yang tak pernah ada di dalam benak Netti. Jelang tengah malam, Ilham yang mengira Netti sudah tidur, mengirimkan pesan ponsel kepada Netti agar menjaga diri baik-baik dan mencari calon suami yang tepat.
Pesan selanjutnya, Ilham mengirimkan posisinya melalui aplikasi peta lalu mengirimkan nomor kontak informannya, staf pemprov bernama Hendri. Ilham berpesan kalau Netti tak mendengar kabar darinya lagi, segera menghubungi kontak itu agar pemerintah pusat segera mengambil tindakan. Ilham juga menyampaikan pesan cinta kepada Netti di pesan selanjutnya yang jadi penutup.
Netti yang masih terjaga akibat segala informasi besar yang didapatnya selama ini, terkejut bukan kepalang membaca rentetan pesan dari Ilham sekaligus. Netti pun memilih untuk bertindak nekat mengikuti insting alaminya.
Netti menyimpan nomor Hendri lalu memperkenalkan diri dan langsung mengirim ulang pesan-pesan dari Ilham kepada sang informan, termasuk lokasi keberadaan Ilham. Setelah mengirimkan pesan, Netti memesan taksi online. Ia lalu bersiap-siap dengan mengenakan busana yang membuatnya mudah bergerak secara presisi.
Netti juga mengambil benda pemberian Jafar peninggalan sepupunya, Haryo, yang ia sembunyikan di salah satu sudut lemari kamarnya. Lalu secara diam-diam tanpa diketahui ibu dan ayahnya yang sudah tidur, ia menyelinap keluar rumah menuju lokasi terdekat tempat Ilham berada yang terdeteksi di aplikasi transportasi pesanannya itu.
---
BAB XI: PERTARUNGAN DI PABRIK TUA
Setelah tiba, Netti berada di sebuah area pinggiran yang sudah sangat sepi dan hanya ada beberapa toko kecil yang sudah tutup. Ia mengikuti arah lokasi dari titik tujuan taksi online tadi yang jaraknya sekitar 100 meter.
Netti terkejut rupanya lokasi tersebut merupakan sebuah pabrik tua yang sudah tak beroperasi dengan papan bertuliskan dijual beserta nomor kontaknya. Netti berhasil menyusup ke dalam area dengan memanjat pagar berduri tanpa terluka berkat keahlian silat minangkabau yang selama ini dipelajarinya dari Jafar.
Di dalam area, Netti secara hati-hati bergerak mendekat ke arah bangunan. Semakin mendekat, Netti mulai samar-samar mendengar suara gaduh. Di dalam pabrik, Netti secara hati-hati akhirnya bisa mendengar jelas dan melihat kondisi di dalam.
Alangkah terkejutnya Netti melihat tiga orang dengan busana seperti ninja tanpa penutup wajah sudah tergeletak bersimbah darah. Ia tak tahu apakah mereka masih bernyawa atau tidak. Sesaat napas Netti terasa berat dan sesak melihat pemandangan itu. Membayangkan salah satu dari mereka adalah Ilham. Namun naluri tersembunyi dalam dirinya meredakan kondisi tersebut.
Lebih ke dalam, Netti melihat ada dua orang lagi yang sedang dikepung oleh belasan bahkan mungkin lebih dari 20 orang berjas hitam dan berkacamata hitam dengan perawakan bengis yang mengelilingi mereka sambil menodongkan senjata api maupun senjata tajam. Di sudut lain, ada juga orang-orang berjas yang tampak terluka atau tergeletak bersimbah darah sekitar hampir 10 orang.
Netti lagi-lagi terkejut bukan main meskipun ada perasaan lega saat melihat dua dari orang berkostum ala ninja itu adalah Ilham dalam penampilan dan kondisi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Darah segar mengalir dari lengan kanan Ilham dengan tangan kiri yang terluka sayat masih menggenggam pedang katana. Sementara temannya luka-luka di bahu dan kaki.
Netti tak menyangka Ilham memiliki kemampuan bela diri dan kenekatan di luar batas pemikirannya dengan pedang di genggaman tangan. Perasaan Netti campur aduk antara berbunga-bunga, cemas, sesak, hingga sedih melihat Ilham.
---
BAB XII: PENGORBANAN CINTA
Terdengar suara salah satu orang berjas hitam yang berkata bahwa mereka tak akan menghabisi Ilham dan temannya yang masih bertahan kalau keduanya segera pergi dari tempat ini. Mereka beralasan tak akan menghabisi Ilham karena ia adalah putra Dahlan.
Teman Ilham bernama Seno itu mulai menyerang dan sempat ditahan Ilham, namun ia tetap maju hingga berhasil melukai sekitar tiga orang. Namun gerakan teman Ilham terhenti dengan satu letusan senjata api ke area vital, membuatnya ambruk seketika.
Melihat kondisi itu, Netti pun mengambil benda peninggalan mendiang Haryo yang tadi ia bawa dari rumah. Rupanya benda itu adalah sarung tangan dengan lima besi tajam pendek menyerupai cakar harimau di ujungnya. Saat mengenakannya, Netti terbayang kilas balik sosok Haryo yang dikenangnya sebagai kakak sepupu yang baik, ramah, dan dahulu sangat akrab dengan kakak-kakaknya.
Setelah Seno ambruk, salah satu orang yang diduga pemimpin komplotan berjas hitam mulai membuka pembicaraan tentang motif kenekatan Ilham sambil membahas seputar kondisi bobrok di Pemkot Padang, kesempatan menyusup melalui Teknika Insani yang memudahkan mereka untuk berinvasi ke kota ini.
Ilham mulai menyebut nama Empat Naga, membuat mereka mengaku bahwa mereka benar-benar Empat Naga yang memanfaatkan kebusukan sistem pemerintahan kota atau kabupaten.
Para Empat Naga ini juga menyebut organisasi pemburu mereka, Singadwirya, sangat lemah di kota ini akibat administrasi dan pengembangannya selalu dipersulit oleh wali kota yang punya pamor di Sumatera, membuat kondisi ini menjadi sulit ditangani pemerintah pusat. Para Empat Naga ini mulai meluapkan kebengisan mereka untuk menguasai kota Padang.
Mendengar celotehan itu, Ilham emosi dan berusaha menyerang namun salah satu Empat Naga melumpuhkannya dengan tembakan di kaki, membuat Ilham terjatuh dan berteriak kencang.
---
BAB XIII: LAHIRNYA CAKAR HARIMAU
Netti yang sepanjang pengintaiannya mengamati secara teliti posisi tiap anggota Empat Naga serta gerak-gerik dan cara masing-masing dari mereka memegang senjata, secara yakin dan mantap bersama bacaan basmallah penuh kepasrahan, langsung melesat dari persembunyian menuju ke arah mereka.
Dengan gerakan silek harimau yang sangat akurat dan presisi, Netti langsung melancarkan gerakan lincah dan indah namun cukup mematikan kepada mereka hingga roboh karena pingsan seketika hanya dengan satu serangan. Ketika posisi di luar prediksi, Netti melukai mereka terlebih dahulu dengan cakar sambil menghindari tembakan lalu melumpuhkannya.
Sudah belasan orang dilumpuhkan. Semua pemegang senjata api berhasil dilumpuhkan Netti. Beberapa pemegang senjata tajam. Setelah melancarkan aksinya, Netti menoleh ke Ilham sambil tersenyum tipis penuh makna. Berkata secara lembut bahwa ia tak mau sesuatu terjadi pada Ilham.
Melihat Netti, Ilham sempat terkejut dengan kemunculan dan aksinya. Namun ia tersadar masih ada orang-orang bersenjata tajam yang belum dilumpuhkan. Dengan gerakan sebisanya sambil menahan rasa sakit, Ilham menebas mereka sedapatnya. Sementara Netti melumpuhkan sisanya.
Netti menghampiri Ilham yang masih berusaha berdiri namun dengan kondisi terengah-engah. Keduanya tersenyum lega dan berjalan keluar dengan posisi Netti membantu Ilham berjalan sambil merangkul untuk menopangnya. Namun saat akan dekat pintu keluar, Ilham yang masih waspada dengan menoleh keadaan sekeliling, langsung siaga saat melihat ada satu orang dari sisi samping masih bangkit dengan senjata api mengacung ke arah Netti. Orang ini adalah si pemimpin komplotan tadi.
Ilham lalu dengan sigap membelakangi Netti. Tiga letusan peluru mendarat di punggung Ilham. Netti terkesiap, Ilham roboh seketika. Netti langsung refleks mengambil pedang dari tangan kiri Ilham lalu melemparkannya ke bahu kanan si penembak hingga tertancap. Senjata api terjatuh diiringi teriakan penembak. Netti dengan amarah langsung berlari ke arahnya hingga sukses melumpuhkan.
---
BAB XIV: DETIK-DETIK TERAKHIR
Netti lalu kembali ke Ilham sambil bersimpuh di hadapannya. Isak tangis dan air mata Netti tak terbendung. Ilham hanya bisa tersenyum tipis sambil memegang pipi Netti. Netti juga melakukan hal yang sama. Namun raut wajah Ilham berubah tegang saat melihat arah belakang Netti.
Hampir 10 orang berjas hitam berkumpul mengerubungi mereka berdua. Kelompok cadangan Empat Naga. Salah satu dari mereka menempelkan ujung senjata api ke tengkuk Netti. Memberikan ancaman yang membuat Netti pasrah sambil tersenyum ke arah Ilham yang sudah tak berdaya.
Tiba-tiba suara desingan peluru cepat dari senapan runduk terdengar bersama teriakan dan suara orang-orang ambruk. Orang yang menodong Netti juga ikut ambruk seketika hingga bersimbah darah dan senjata apinya terlepas dari tangannya sebelum terjatuh.
Ketika semua orang berjas hitam dipastikan roboh, terdengar suara-suara orang yang lebih terkoordinir. Ilham lega meskipun sulit untuk menggerakkan tubuh dan wajahnya. Netti hanya bisa memandangi Ilham sambil meneteskan air mata dengan wajah sedih.
Belasan orang masuk ke dalam bangunan. Tiga di antaranya menghampiri Netti dan Ilham, yakni dua orang medis dan satu pimpinannya. Pemimpin memperkenalkan mereka adalah anggota tinggi Singadwirya Sumatra.
Rupanya, mereka datang dengan helikopter bersama beberapa staf Pemprov Sumatra Barat, termasuk Hendri yang mengkhawatirkan kondisi Ilham setelah mendapatkan pesan dari Netti. Ilham sedikit terkejut karena Netti bisa berpikir sejauh itu lalu berusaha memujinya dengan sisa tenaga secara terbata-bata.
Netti meminta Ilham jangan banyak bicara. Pimpinan memuji Ilham yang sukses melumpuhkan Empat Naga di kota ini meskipun beberapa lagi masih ada yang berkeliaran di kota atau kabupaten lain. Namun Ilham menegaskan bahwa Netti yang melumpuhkan lebih banyak dari mereka. Pimpinan, Hendri, dan dua orang medis terkejut. Mereka lalu terpaku dengan sarung tangan yang dikenakan Netti.
Saat tim medis hendak menaikkan Ilham ke atas ranjang darurat yang baru tiba, Ilham menolaknya. Ia merasa tak akan sempat selamat sampai rumah sakit. Ilham lalu mengungkapkan perasaan cintanya kepada Netti. Sambil berpesan agar Netti harus tetap menemukan tambatan hati yang lebih baik dan lebih normal dari dirinya. Seketika, Ilham mengembuskan napas terakhirnya.
Netti masih bersimpuh di hadapan Ilham terisak menahan tangis meskipun air mata bercucuran. Tubuh Ilham diangkat ke ranjang, wajah ditutupi kain. Netti diminta naik ke salah satu dari tiga helikopter bersama komandan, Hendri, tim medis, beberapa anggota Singadwirya, dan... Jenazah Ilham.
---
BAB XV: JEJAK SANG PAHLAWAN
Sambil duduk di hadapan jenazah Ilham Netti dihampiri Hendri yang mengungkap semua tentang Ilham sepanjang ia mengenalnya. Hendri bercerita secara hati-hati dan penuh empati. Rupanya Ilham sudah mempelajari jiu jitsu sejak lama. Setelah lulus kuliah dan membuka restoran, Ilham masih tetap berlatih diam-diam dan sering berkunjung ke salah satu perguruan jiu jitsu rahasia yang di dalamnya merupakan para aktivis anti kriminal di Sumatra Barat.
Lalu semasa hidupnya, Ilham juga menjaring kedekatan dengan sejumlah staf pemerintah provinsi dan kota sejak menyadari ayahnya ternyata korupsi. Ilham sudah berkali-kali mengingatkan ayahnya agar tak larut dalam lingkaran setan. Namun hal itu malah memperparah hubungan mereka. Ini juga yang menjadi motivasi Ilham untuk aktif bersama perguruan rahasia.
Rupanya, tiap malam, Ilham dan empat orang teman-teman perguruannya yang berdomisili di Padang, termasuk Seno, sering melacak keberadaan para Empat Naga yang menyamar sebagai karyawan Teknika Insani dan PNS baru. Setelah menemukan lokasi yang pasti, mereka berlima pun merencanakan penyerbuan yang puncaknya malam tadi. Hendri menegaskan bahwa semua teman-teman Ilham juga bernasib sama, sudah tak tertolong.
Namun Hendri mengaku tak tahu apa nama perguruan Ilham itu dan di mana saja lokasinya saking sangat rahasia. Hendri juga tak tahu kenapa Ilham dan teman-temannya senekat itu dan hanya memberikan lokasi terakhir kepada Netti. Mungkin karena Ilham dan teman-temannya sudah siap mengantar nyawa. Mendengar kalimat itu, isak tangis kecil dan air mata deras Netti tak tertahankan sambil terus menunduk memandangi jenazah Ilham yang sudah ditutup kain sepenuhnya.
---
BAB XVI: PANGGILAN TAKDIR
Tak lama kemudian, Netti dihampiri sang komandan yang tadi berbicara dengannya di bawah. Pimpinan ini memperkenalkan diri sebagai Kolonel Mochtar. Setelah menyampaikan duka secara empati dan lembut, Mochtar mengakui ingin menawarkan sesuatu pada Netti meskipun ini bukan saat yang tepat.
Mochtar mengaku baru saja mengetahui siapa Netti beserta latar belakang kehidupannya, lalu menawarkan Netti untuk menjadi bagian dari Singadwirya sebagai anggota JaTI, sambil menjelaskan sedikit mengenai hal itu. Mochtar menyampaikan bahwa sudah lama Sumatra Barat tak memiliki jawara yang kompeten.
Tanpa menyetujui secara langsung, Netti menoleh ke arah Mochtar sambil berurai air mata, berteriak bahwa apapun itu akan ia lakukan demi bisa menghancurkan organisasi yang sudah merenggut nyawa Ilham dan mengancam keamanan kota Padang. Netti lalu menangis kencang dan keras, membuat Hendri terharu ikut sedih lalu menenangkannya.
Mochtar tersentuh dengan reaksi Netti, namun senyum tipis tak bisa ditahannya.
---
BAB XVII: REVOLUSI PADANG
Setelah kejadian malam itu. Kondisi politik di Padang berubah drastis. Dahlan dan para pejabat serta petinggi pemkot lainnya yang terlibat kasus korupsi ditahan, wali kota lengser dan diperiksa secara ketat.
Para penyintas Empat Naga yang menyamar sebagai PNS dan vendor tak pernah datang lagi untuk bersembunyi dan kembali menjadi buronan Singadwirya. Singadwirya perlahan mulai bangkit di atas tanah kota Padang.
Sementara itu, Netti mantap bergabung dengan JaTI di bawah Singadwirya. Ayahnya, Imam semula hendak diperiksa karena diduga menggelontorkan dana gratifikasi. Namun karena keputusan Netti gabung JaTI, serta dana yang digelontorkan dari perusahaannya tak berkaitan langsung dengan Empat Naga, maka Imam tak diperkarakan.
Beberapa pekan kemudian, kondisi keluarga Netti pun berubah drastis. Sang ayah malu dan memilih untuk mengurung diri di dalam rumahnya. Sementara kedua kakaknya, Rochim dan Alif pulang ke Padang.
Rochim mundur dari jabatan perusahaan ayahnya. Alif juga keluar dari pekerjaannya. Mereka membantu sang ibunda mengembangkan usaha kecil di rumah. Sementara, Rizki yang sempat shock dengan kondisi kota dan suaminya, perlahan mulai tabah dan kembali berusaha menjalani keseharian dengan kedua putranya.
Kedua kakak dan ibunda itu awalnya terkejut, sedih, dan sempat tak bisa menerima keputusan Netti untuk bergabung ke dalam JaTI untuk tugas dan misi-misi berbahaya. Namun Netti meyakinkan kondisinya akan baik-baik saja dan akan sering pulang untuk membantu mereka jika tak ada tugas.
Saleh, kakak sulung Netti, mulai menjalani kehidupan normal sebagai PNS yang bersih dan dipromosikan untuk naik jabatan dan gaji berkat dedikasinya sebagai pegawai anti korupsi dan suap. Ia naik jabatan bersama Rama, rekan kerjanya yang ternyata selama ini menjadi informan almarhum Ilham.
Kesedihan berbalut dukungan mewarnai Saleh dan istrinya yang masih mengandung, Umi, saat Saleh tahu Netti sang adik bungsu bergabung dengan Singadwirya sebagai anggota JaTI.
Namun Saleh tetap berterima kasih kepada Netti, meskipun Netti mengingatkan bahwa perubahan ini berawal dari semangat Ilham. Keduanya lalu berpelukan, Saleh menabahkan Netti atas berpulangnya Ilham.
---
BAB XVIII: PERPISAHAN DAN HARAPAN BARU
Jafar dan Ruri juga sama sedihnya, bahkan lebih mendalam ketimbang keluarga inti Netti. Meskipun perguruan Silek-nya sudah bisa dibuka kembali, Jafar merasa kehilangan Netti sebagai murid terbaiknya. Netti memang memilih mundur sebagai murid, namun ia mengaku siap kapanpun untuk mengajar para junior yang masih belia.
Pak Jafar juga menyambut izin Netti untuk memperbarui sarung tangan bercakar peninggalan Haryo melalui teknologi milik Singadwirya. Jafar berharap kenangan bersama Haryo di cakar itu selalu melindungi Netti dari mara bahaya.
Setelah berpamitan dengan orang-orang terkasih di Padang, Netti langsung dibawa Jakarta untuk menjalani pelatihan di kantor pusat Singadwirya. Setelah hampir dua bulan, Netti dianggap layak dan menerima upgrade cakar peninggalan Haryo.
Netti awalnya merasa biasa saja meskipun ia mengaku sarung tangan lebih elastis dan ringan. Namun tak sampai situ saja. Netti juga diminta memakai sebuah mantel kecil dengan hiasan batu di bagian dada serta pengait khusus di ujung lengan panjangnya.
Saat ujung lengan mantel yang panjangnya melebihi pergelangan tangan Netti dikaitkan dengan ujung sarung tangan bagian atas di pergelangan, energi Netti bertambah.
Rupanya setelah dikaitkan, sarung tangan bisa terintegrasi dengan Batu Langit Elemen Harimau Sumatra yang susah payah dicari Singadwirya demi kekuatan baru Netti.
Kini dengan kekuatan barunya, Netti bisa bergerak selincah harimau yang siap menerkam mangsanya kapan saja, dipadu dengan ilmu silat khas Minangkabau yang dipelajarinya, Silek Harimau.
Namun karena kebaikan dan ketulusan hati Netti, ia berikrar tak akan menghabisi nyawa lawan-lawannya dengan senjata mematikan ini, meskipun Singadwirya mengizinkannya dalam keadaan terdesak. Netti juga berikrar seperti itu atas dasar teringat kenangan-kenangan bersama Haryo yang selalu ada di sarung tangan ini.
Kini dengan kemampuan barunya yang utuh seperti harimau, Netti siap melindungi kotanya serta seluruh wilayah provinsinya hingga nusantara sebagai anggota JaTI asli Sumatra Barat!
---
EPILOG: CAKAR HARIMAU SUMATRA
Enam bulan kemudian, nama Cakar Harimau Sumatra sudah menjadi legenda di kalangan penjahat Sumatra Barat. Meskipun keluarga Netti tahu bahwa putri mereka adalah anggota JaTI, mereka tidak menyadari bahwa Netti juga beroperasi sebagai sosok misterius yang ditakuti penjahat se-Sumatra ini.
Di siang hari, Netti tetap menjadi gadis biasa yang membantu usaha jahit ibunya dan sesekali mengajar silek di perguruan Jafar. Keluarganya memang tahu status resminya sebagai "konsultan keamanan" untuk pemerintah provinsi, tapi tidak tahu tentang aktivitas malamnya sebagai Cakar Harimau Sumatra.
"Netti," kata Imam suatu hari saat mereka sedang makan bersama, "Ayah dengar-dengar ada pahlawan misterius yang melindungi kota kita."
"Oh ya? Siapa, Ayah?" tanya Netti sambil menyembunyikan senyum.
"Namanya Cakar Harimau Sumatra. Katanya bisa bertarung seperti harimau sungguhan. Ayah bersyukur ada orang seperti dia yang melindungi kita. Untung juga kau bekerja di bidang keamanan, jadi bisa koordinasi dengan mereka."
Netti mengangguk. "Alhamdulillah, ya, Ayah. Kami memang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaga keamanan Sumatra Barat."
Malam itu, Netti duduk di atap rumahnya sambil memandang langit berbintang. Di tangannya, ia menggenggam foto Ilham yang selalu dibawanya kemana-mana.
"Ham," bisiknya pelan, "janjimu sudah kutepati. Sumatra Barat aman sekarang. Dan aku akan terus melindunginya, sampai kapan pun."
Angin malam berhembus pelan, seolah membawa jawaban dari alam baka. Di kejauhan, terdengar suara sirene - tanda ada kejahatan yang perlu ditangani.
Netti bangkit, mengenakan sarung tangan cakar harimaunya, dan bersiap melompat ke kegelapan malam.
Di ujung kota, seorang penjahat yang baru saja merampok toko emas tiba-tiba merasakan bulu kuduknya berdiri. Ada sesuatu yang mengikutinya dari bayang-bayang. Sesuatu yang bergerak seperti... harimau.
"Siapa di sana?" teriaknya dengan suara bergetar.
Dari kegelapan, sepasang mata menyala dengan kilau emas. Kemudian, sosok bermantel hitam dengan cakar berkilau melompat turun dari atap.
"Akulah Cakar Harimau Sumatra," kata sosok itu dengan suara yang tenang tapi mengintimidasi. "Dan kau baru saja menginjak wilayah yang salah."
Penjahat itu mencoba lari, tapi sudah terlambat. Dalam sekejap, ia sudah tergeletak pingsan dengan luka-luka ringan di titik-titik vital. Barang rampokannya dikembalikan ke tempatnya tanpa ada yang hilang.
Netti - Cakar Harimau Sumatra - memandang kota Padang dari atas gedung tinggi. Lampu-lampu berkelip seperti bintang, mengingatkannya pada malam pertama ia berkencan dengan Ilham. Tapi kini, ia punya misi yang lebih besar.
"Ham," bisiknya sambil menyentuh kalung kecil berisi foto Ilham yang selalu ia sembunyikan di balik mantelnya, "kota ini aman karena pengorbananmu. Dan akan terus aman selama aku masih bernapas."
Angin malam membawa aroma laut dan bunga melati - aroma khas Sumatra Barat yang selalu membuatnya merasa di rumah. Di kejauhan, gunung-gunung Minangkabau menjulang gagah, seolah ikut menjaga tanah kelahirannya.
Netti melompat dari gedung ke gedung dengan gerakan yang tidak terlihat mata, melanjutkan patroli malamnya. Setiap langkah adalah sumpah, setiap gerakan adalah doa, setiap aksi adalah pengabdian.
Sumatra Barat memiliki pelindung baru.
Seorang gadis berusia dua puluh tahun yang pernah hanya ingin berkuliah, kini menjadi salah satu Jawara Tanah Indonesia paling ditakuti oleh para penjahat.
Cakar Harimau Sumatra.
Pelindung tanah Minang.
Penjaga sumpah cinta pada almarhum Ilham.
Dan yang terpenting - anak Sumatra Barat yang akan selalu pulang untuk melindungi rumahnya.
---
TAMAT
---
"Dalam setiap cengkeraman cakar, tersimpan kasih sayang untuk yang dilindungi dan amarah untuk yang mengancam. Itulah jalan seorang Jawara - melindungi dengan cinta, menyerang dengan keadilan."
- Pepatah Jawara Tanah Indonesia -
Created by Riantrie
2025, Pabrik Jagoan
Disclaimer: Narasi alur cerita dibuat kreator secara orisinal. Pembagian Bab, Pepatah, dan Epilog mengambil dari penyempurnaan melalui AI.
Komentar
Posting Komentar